Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, BEM FEB UPN Veteran Jakarta Tanam Bakau di Muaragembong

Pantaibahagia, 28/11 – Departemen Lingkungan Hidup BEM FEB UPN Veteran Jakarta mengadakan kegiatan menanam pohon mangrove jenis bakau di wilayah kampung Muarabendera, Desa Pantaibahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. kegiatan konservasi ini dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia 2021.

Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan pohon terkhusus mangrove dengan gerakan FEBMOVE (FEB MOVEMENT): FEB Menanam Mangrove yang bertemakan “Let’s Start A Move by Planting Mangrove” Acara dilaksanakan pada, hari Minggu, 28 November 2021.


Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat kaum muda dalam menjaga dan melestarikan pohon-pohon di lingkungan sekitar.

Politeknik Keuangan Negara STAN Tanam Mangrove Di Muaragembong

IMG_7449

Desa Pantaibahagia, 22/9/2019 – Politeknik Keuangan Negara STAN menggelar kegiatan sosial menanam pohon mangrove di pesisir muarabendera, Desa Pantaibahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawabarat. Minggu(22/9).

Kegiatan ini adalah hasil kerja sama Politeknik Keuangan Negara STAN Jakarta dengan Komunitas lokal Muaragembongkita. Kegiatan tersebut pertama kali dilaksanakan.

Ketua Koordinator Kegiatan, Fathur menjelaskan, pada kegiatan ini membawa peserta sebanyak 35 orang dan menanam sebanyak 80 batang pohon Mangrove jenis bakau.

Fathur menambahkan, kegiatan ini sebagai wujud dari kepedulian mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN Jakarta terhadap lingkungan sekitar, terutama ekosistem biota laut. Selain itu, juga bertujuan untuk mengajak dan mengingatkan kepada mahasiswa akan pentingnya melestarikan lingkungan.

“Saya senang melihat respons positif dari mahasiswa yang ikut serta menjadi peserta penanam pohon Mangrove kali ini. Mereka sangat antusias mendukung kegiatan ini, Harapan kami, kegiatan ini berkelanjutan kedepannya. Jadi, tidak hanya menanam tetapi juga melestarikan,” tambah Fathur.

Ketua Komunitas Muaragembongkita, Yusup Maulana mengucapkan apresiasi dan rasa terima kasih kepada mahasiswa/i Politeknik Keuangan Negara STAN Jakarta yang telah turut serta dalam melestarikan dan menjaga kehidupan biota laut, terutama Mangrove di pesisir pantai muaragembong,  Aksi tersebut dinilainya sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia.

“Tentunya kami senang, mahasiswa/i Politeknik Keuangan Negara STAN Jakarta memiliki kesadaran untuk ikut melestarikan alam lewat menanam pohon Mangrove di pesisir Muaragembong ini. Tentu hal ini bisa jadi pelopor untuk kesadaran bersama akan pentingnya mangrove dalam kehidupan,” pungkas pria yang biasa dipanggil ucie.

Kemarau Panjang, Dua Ekor Lutung Jawa Muarabendera Mati

Desa Pantaibahagia, 22/9/2019 – Dua ekor lutung jawa di lokasi hutan mangrove Muarabendera, Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mati akibat kurang mengonsumsi air selama kemarau.

IMG_7558

“Saat ini ada sekitar 40 lebih lutung jawa yang berada di lokasi ini. Namun, dua ekor di antaranya diketahui mati selama kemarau berlangsung,” kata Daman, penjaga Lutung Jawa Muarabendera, Minggu.

IMG_7587

Menurut dia, satwa khas tersebut selama ini berada di hutan mangrove dengan habitat yang berdekatan dengan Laut pesisir bekasi.

“Lutung tersebut selama ini memanfaatkan Sungai Citarum sebagai sumber air. Akan tetapi, sudah beberapa bulan ini kering dan mulai didominasi air laut yang asin,” katanya.

IMG_7552

Air laut tersebut, kata dia, tidak bisa dikonsumsi lutung karena berbahaya bagi kesehatannya.

Menurut dia, kondisi lutung tersebut hingga saat ini belum memperoleh perhatian dari pihak terkait, seperti petugas kecamatan dan dinas terkait.

Secara terpisah, Penggiat Lingkungan Komunitas Muaragembongkita, Yusup Maulana mengatakan bahwa berkurangnya populasi lutung di lokasi itu juga dipengaruhi penyusutan hutan mangrove.

“berkaitan dengan permasalahan yang ada di wilayah hutan mangrove di kecamatan muaragembong adalah merupakan tanggung jawab utama pihak Perhutani,” kata pria yang akrab dipanggil ucie.

Ditambahkannya, kejadian matinya lutung jawa akibat kemarau panjang ini berulang ditiap tahunnya, pihak perhutani seolah tidak mau tahu akan pemasalahan tersebut. Banyak komunitas lingkungan melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan pun, mereka terkesan cuek.

Aksi Menghadap Laut 2.0 Di Pantai Bungin, Muaragembong Bekasi

Ratusan massa dari berbagai Komunitas Peduli Lingkungan, Pemerintah Kecamatan Muaragembong, Pemerintah Desa, Karangtaruna, KNPI, Polairud, Pramuka, Mahasiswa, pelajar dan warga turut andil membersihkan Pantai Bungin, Desa Pantai Bakti, Muaragembong, Kabupaten Bekasi.

Acara yang digelar lewat aksi “Menghadap Laut 2.0” dipelopori langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti bersama Pandu Laut Nusantara dan puluhan komunitas pecinta laut serentak di 74 titik pantai dan sungai di Indonesia.

Kegiatan yang digelar Minggu (18/8) pagi dan serentak pada jam 14.00 WIB sampai 17.00 WIB di 74 titik termasuk di pantai dan sungai di sejumlah daerah di Indonesia itu dilaksanakan juga untuk memperingati Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 tahun.

“Kegiatan menghadap laut ini dilaksanakan untuk membersihkan pantai bungin dari sampah, dan secara kebetulan belum lama ini pantai bungin terdampak imbas kebocoran minyak kegiatan eksplorasi PHE ONWJ di lepas Pantai Cilamaya beberapa waktu lalu,” ucap, Junaefi, STP, M.Si, Camat Muaragembong yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Junaefi menyatakan, kegiatan ini juga untuk mengedukasi masyarakat dan warga di sekitar akan pentingnya membersihkan pantai dan laut dari sampah, mneurutnya, bersih-bersih pantai tersebut sangat penting mengingat sampah merupakan persoalan seluruh pihak dan menjadi pekerjaan rumah hampir di seluruh wilayah di Indonesia.

“Sampah plastik menjadi masalah di seluruh wilayah dan kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut,” himbaunya.

Ia berharap kegiatan yang diadakan mulai tahun 2018 itu dapat menumbuhkan animo dan semangat masyarakat untuk menjaga kebersihan pantai dan laut demi lestarinya sumber daya laut agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Sementara itu, Yusup Maulana, Pegiat Lingkungan Muaragembong mengatakan, aksi-aksi seperti ini penting dilakukan sesering mungkin sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat agar animo dan semangat mereka dalam menjaga kebersihan pantai dan laut dari sampah tumbuh.

“Kita ingin ada awareness (kesadaran) masyarakat, khususnya wilayah pesisir,” terang Yusup Maulana.aut

Iwan Fals Tanam Mangrove di Muaragembong

muaragembongku

Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, 17/8/2016 – Iwan Fals bersama ratusan peserta yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Badan Pengurus Kota/Kabupaten (BPK) Orang Indonesia (OI) Bekasi dan pusat melakukan penanaman 1700 batang mangrove jenis Bakau di lahan konservasi mangrove kampung beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa barat.

Menurut Rosana Listanto, Ketua umum BPK OI Pusat, mengatakan, Kegiatan Penanaman Mangrove tersebut sudah dilakukan selama tiga kali, pertama di wilayah Surabaya, kedua di Cirebon dan kini, Ketiga kalinya dilaksanakan di wilayah pesisir Muaragembong, kabupaten Bekasi
“ini adalah program yang sudah kita canangkan disetiap tahunnya, menanam mangrove untuk menjaga laut. karna laut adalah penting untuk kehidupan kita, maka kita harus menjaga kelestarian hutan mangrove pesisirnya, dan merehabiltasinya, dengan melakukan konservasi mangrove” ungkap Rosana yang juga istri dari Iwan Fals.

Ditambahkan Mba Yos, sapaan akrabnya, mengatakan, pertama kali menginjakan kaki di muaragembong, dirinya miris melihat keadaan lingkungan kampung beting yang terlihat jelas dampak abrasinya.

“mudah-mudahan apa yang kami perbuat hari ini akan bermanfaat untuk lingkungan pesisir, khususnya muaragembong,” tukasnya.

Sementara itu Iwan Fals, Pemilik nama asli Virgiawan Listanto , mengungkapkan bahwa kegiatan dengan berkumpul dan menanam mangrove, adalah salah satu bentuk sinergitas dan ajang silaturahmi antara BPK OI dan tentunya kegiatan yang bermanfaat untuk menjaga lingkungan, khususnya pesisir.

“Kita semua tahu fungsi Mangroove seperti apa. Salah satunya untuk tempat ikan hidup. Kita tidak bisa hidup tanpa Mangroove. Intinya, jika kita rutin melakukan aksi tanam mangrove, InsyaAllah bencana Abrasi pesisir akan berkurang kedepannya,” pungkasnya.

Sebuah Titik di Ujung Kepala Burung Pantura

23031501_1505482576155539_4322992561170671247_n

*Selamat Datang di Muaragembong, Pak Presiden Jokowi..

 

1 November 2017 – Muaragembong hanyalah satu dari 23 wilayah kecamatan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebuah kota kecamatan yang memiliki 6 desa dan 10 muara menuju laut Jawa.

Sebuah letak semenanjung yang miliki sumber daya alam yang cantiknya alami tiada tara.

Lebay?

Cobalah berkunjung ke salah satu mesjid alam yg berada di tengah kepungan lahan tambak di wilayah desa Pantai Mekar. Elok dan begitu sunyi.

Atau bisa berkunjung ke pantai Beting yg masih asri. Dengan syarat hanya berlaku untuk pengunjung yg suka dengan dunia petualang. Sebab menikmati indahnya pantai yg belum terjamah perlu menempuh jalan yg berliku dan menggunakan perahu.

Hanya seru, bagi pecinta petualangan dan keindahan alam.

Belum lagi jumlah tambak yg berhektarhektar adalah surga untuk warga masyarakatnya. Sungguh hari ini, 1 November 2017 untuk pertama kalinya Muaragembong mulai dilirik oleh RI 1.

Pasti ada sesuatu. Yes!!

Dimulai dengan riset yg dilakukan sekitar tahun lalu oleh sekelompok orang dari KSP (kantor staf presiden) demi mewujudkan visi misi Trisakti Jokowi yg dipimpin oleh Teten Masduki.

Berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, sebuah teori yg prakteknya tak mudah dilakukan sendiri.

Sebab semuanya akan berhasil jika karakter dan mentalitas sumber daya manusianya sudah mampu mengetahui sisi baik dan buruk secara pribadi dan melakukan perubahan.

Simak saja apa yg diramalkan Koentjaraningrat dalam ‘Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan’ pernah mengatakan bahwa “Dalam zaman post-revolusi tumbuh beberapa sifat kelemahan dalam mentalitas banyak orang Indonesia, yg menjauhkan kita dari pembangunan”.

Ia menganalisis bahwa krisis mentalitas itu bersumber pada kehidupan tanpa pedoman dan tanpa orientasi yang tegas. Sehingga menghasilkan mentalitas penerabas, mentalitas yang suka meremehkan, kurang percaya diri dan mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab (Koentjaraningrat 2000: 45).

Jadi dengan kehadiran sosok negarawan asal solo yg lebih suka disebut ‘ndeso’ ini seolah memercikan nyala api yg sudah lama padam di hati para pegiat lingkungan dan warga masyarakat di Muaragembong.

Why?

Mari mulai kaitkan apa yg ada dalam Trisakti dan Program Kehutanan Sosial Nasional, ada benang merah untuk pemberdayaan ekonomi dengan swasembada ikan dan udang yg dirawat di lahan tambak yg dijaga oleh rimbunya pepohonan mangrove.

Pengelolaan 84 ha lahan tambak yg diawasi secara bersama dan berkesinambungan ini nantinya akan dilakukan secara modern, salah satunya dengan membangun pabrik es batu sebagai pengawet hasil panen ikan dan udang.

Namun ada istilah ‘kerasnya alam memang tak mungkin dilawan’ , sebab ini pun berlaku jika pasang laut datang dan abrasi menerjang. Dapat dipastikan beberapa lahan tambak akan gagal panen karena air laut yg dibawa gelombang pasang meluap, menghanyutkan benur ikan dan udang.

Namun setidaknya program bersama CSR BUMN ini bisa membawa angin segar pencerahan untuk pegiat dan pemerhati lingkungan agar lebih bersemangat menghijaukan dan merawArt sabuk hutan mangrove dengan menata lahan tambak. Misalnya dengan perbaikan tanggul dan saluran air ke laut dengan kesinambungan dan pendampingan yg berkelanjutan.

Tapi hari ini pun saya senang sekali melihat iringiringan Paspampres begitu riuh sepanjang jalan di pasar Muara menuju Bekasi Kota.

Jika di Muaragembong bisa merasakan infrastruktur yg memang sedikit demi sedikit mulai ditata dengan adanya Dana Desa. Maka di sepanjang jalan wilayah Babelan pasti menikmati jumlah lubang yg tak terhingga banyaknya dan bahkan sudah beberapa kali memakan korban jiwa.

Semoga bisa dijadikan catatan pakde.

Begitu pun menikmati pekatnya sungai CBL yg suramnya sama dengan tumpang tindih status lahan hutan dan tambak di Muaragembong.

Nah pakde, berjanjilah suatu saat nanti kembali ke Muge untuk menikmati enaknya bandeng rorot yg luar biasa. Saya jamin akan jatuhati setengah mati.

#terasuka
#muaragembongkita

Tunas tunas Literasi Pesisir Bekasi (edisi kunjungan seacology)

22549562_1493597934010670_8619900744612461660_n

Sabtu, 21 oktober 2017 – Adalah hari yg penuh dentam, menunggu detik demi detik jam yg datang. Perwakilan seacology ca usa, merry dan iona, seorang ahli mangroving yg turut membawa mano, lelaki kecil yg menggemaskan ini tiba diantar direktur bp2dk, kang irman tepat jam 10 pagi.

Di bawah terik siang yg garang, kami menuju titik parkir halaman TBM #terasuka di kampung beting, kami pun beriringan melalui jalan yg mulai menandai surutnya pasang yang datang semalam.

Degdegan jelas. Ini pertama kalinya saya tanpa didampingi suami Ucie Weiland Yusup yg sedang berdinas di kepulauan maluku hingga akhir bulan ini.

Mapping seperti dulu sebuah hal yg pernah saya dan temanteman research lakukan beberapa tahun lalu di surabaya. Tapi selalu saja banyak kebingungan jika dilakukan di wilayah perairan.

Bersyukur iona yg fasih berbahasa indonesia ini, akan banyak membantu kami Muaragembongkita utk melakukan banyak perbaikan mengingat begitu kritisnya wilayah hutan mangrove  sebagai sabuk hijau pulau jawa di pesisir utara bekasi.

Hai hai. Ini wilayah paling dekat dengan jakarta lhoo. Apakah harus selesai hanya dengan demontrasi?

Come on, ayoo berbuat!

Karena saya rasa hidup di negara ini akan jadi lebih baik dengan lebur dengan permasalahan lalu melahirkan solusi, dari pada hanya berdebat yg tak berujung kejelasan. Buang energi.

Merujuk pada pernyataan wartawan senior kompas bli can, bahwa demo bukan cara cerdas. Ada baiknya makin bijak memilih cara memperjuangkan ketimpangan.

Membangun literasi adalah salah satu cara memperjuangkan dengan berbagi dan menularkan pengetahuan secara berkelanjutan, tanpa embelembel pencitraan.

Lha saya hanya urban yg lebih suka anakanak pesisir bisa berdaya dan berguna. Agar anakanak bangga menjadi dirinya sendiri dan mampu berjuang utk wilayahnya yg nyaris tenggelam dihajar abrasi.

Semoga dengan adanya pusat pendidikan mangrove mampu membangun sistem ketangguhan utk masyarakat sekitarnya.

Terimakasih Tuhan krn menjadikan hidup ini menjadi keren dengan berbuArt dan manfaArt.

 

 

Literasi adalah Membangun Ketangguhan Hidup

22050531_1675325802477826_1200515123_o

Muaragembong – PT. Avery Dannison Indonesia kali ini menyatukan tiap perwakilan anak perusahaan yang ada di Indonesia untuk acara ‘Sustainable September’ dengan tema pendidikan dan lingkungan hidup.

Mengusung ikon ‘Change

Begins With Me’ adalah upaya konsisten melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) charity oleh PT. Avery Dannison Indonesia setiap bulan September.

Pada September 2016 lalu, mereka juga menggelar crs charity dengan melakukan mangroving di Kampung Beting, desa Pantai Bahagia kecamatan  Muaragembong, kabupaten Bekasi.

22092596_1675325812477825_1914142172_o

September 2017 kali ini dengan menggandeng Komunitas Pelestari Lingkungan Muaragembongkita dan Taman Belajar Masyarakat (TBM) #terasuka memusatkan kegiatan csr charitynya di Kampung Bungin, desa Pantai Bakti kecamatan Muaragembong, kabupaten Bekasi.

Tema lingkungan hidup adalah dengan memperbaiki dan mempercantik wilayah bibir Muara Bungin yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa.

Dengan melakukan serangkaian perbaikan struktur  alat pemecah ombak (APO) di sekitar tepi muara dengan menggunakan berbagai ukuran ban  bekas yang dikeraskan. Lalu dengan melakukan pengecatan dan menata letak ban bekas agar nampak seperti taman dengan tujuan mempercantik dan membuat pantai jadi lebih menarik sebagai obyek wisata.

Acara yang berlangsung hari Selasa, 26 September 2017 berlangsung sejak pukul 10.00 sampai 15.30 wib begitu padat dengan kegiatan mengecor dan mencat ban.

Dihadiri langsung oleh General Manager PT. Avery Dennison Indonesia,  Gayan Fernando seorang pria asal Sri Lanka dan beberapa perwakilan anak perusahaan dari Cibitung dan Bandung. Nampak beliau juga berbaur bersama pekerjanya yang juga sibuk membuat adukan semen untuk mengisi banban yang ditata bertumpuk.

“Mantap, Luar Biasa dan Engaged to Employees dan Villagers” ucap pria ekspat ini sambil meneruskan pekerjaan pengecatan.

Sementara di sisi lain, di bawah terik matahari siang nampak Country Head of HR, Ilham Pradono pria yg berdarah minang sedang sibuk mengatur pewarnaan ban bersama.

“Semoga dengan adanya Apo dan pantai yang cantik bisa membuat banyak pengunjung dari wilayah lain untuk berwisata pantai dan saya berharap warga masyarakatnya bisa merawat sendiri wilayahnya” tutur beliau di sela sesi pewarnaan ban berlangsung.

Sambil menunggu ishoma selesai, nampak sejumlah anakanak wilayah dalam koordinasi #terasuka telah sibuk berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan ice breaking.

 

Sesi pendidikan anakanak pun dilakukan dengan agenda mengumpulkan sampah yg berceceran di sepanjang pantai bersama crew perusahaan dan anakanak Kampung Bungin.

 

Acara pendidikan anak diakhiri dengan pemberian tanda mata yg berisi buku tulis, makanan, minuman serta bukubuku cerita yang sesuai dengan jenjang usia pendidikan.

 

Bagi Ika Noviariani, Talent and Leadership Development Manager, memberikan bukubuku yg tepat sasaran akan sangat besar manfaatnya untuk keberlangsungan hidup.

 

“Dengan pendidikan dan bahan bacaan yg sesuai dengan kelompok usia, diharapkan bisa melahirkan generasi yang berkualitas” lanjut wanita berkulit putih dan berhijab ini.

 

Literasi sangat diperlukan agar masyarakat mampu merawat diri dan lingkunganya serta mampu berdaya juga tangguh melawan kerasnya hidup.

 

“Sebab litarasi banyak mengajarkan sebab akibat dan manfaat lingkungan. Dan diawali sejak usia dini, literasi sebaiknya ditularkan” ucap Ira Pelitawati sebagai koordinator pelaksanaan acara csr charity sekaligus pegiat komunitas pendidikan dan lingkungan hidup.

 

“Ini hanya pijakan pertama untuk membentuk taman belajar masyarakat atau pustaka masyarakat di wilayah Kampung Bungin. Semoga upaya membangun literasi di  #terasbungin bisa dikelola bersama masyarakat setempat nantinya” lanjutnya mengakhiri acara.